Selasa, 26 Juli 2016

Bergerak Tanpa Makna

BERGERAK TANPA MAKNA
 Oleh : Sulessana
Jika hati tak lagi bergejolak, kapan keadilan itu kujumpai
Jika hati hanya diam, jika mulut tak lagi bersuara,  jika suara tak lagi terdengar, dari mana kan kudengar negeriku menumbuhkan konglomerat dan mengikis habis kaum melarat.
Jika mata tak lagi  tertutup, bagaimana kumemimpikan negeriku yang begitu subur?
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan gandum
Tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung-gedung pencakar langit. Burung-burung indah piaraan orang-orang kaya dunia berasal dari hutanku. Ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku, emas perak dan perhiasan mereka digali dari tambangku, air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku.
Jika kata tak lagi bermakna, bagaiamana kumelukiskan kemakmuran negeriku?
Rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan, hukum tercipta atas kesepakatan orang-orang berduit, tikus dan kucing dengan asyik berkolusi.
Apakah ini kebodohan? Apakah ini keadilan? Atau apakah ini sebuah takdir?
Negeri tempat orang biadab tersenyum, para tikus busuk berkompromi, dan dipenuhi orang pintar yang krisis akan iman....ahahahaha
Sekarang kita tersenyum, besok kita tertawa, tapi lusa kita menangis, meratapi negeri yang krisis akan moral.
Jangan, jangan, jangan biarkan indonesia tanpa makna.





1 komentar: