Tanaman adalah ciptaan Tuhan yang hidup berdampingan dengan manusia. Ada yang diciptakan untuk dirawat dan dijaga sepenuh hati, adapula yang diciptakan untuk diabaikan. Selayaknya manusia yang menyukai keindahan, mereka berbondong-bondong untuk merawat tanaman yang indah.
Disaat aku teringat bunga teratai, terlintas pula dipikiranku akan sebuah perjuangan. Dimana sang teratai akan berjuang hidup diluar zona nyamannya. Jika kebanyakan bunga hidup ditanah, dia berani menjadi pembeda dengan hidup di dalam air. Sang teratai mengalir terbawa arus, dia terus mengikuti arus meski dia tidak tahu kemana arus akan membawanya. Tetapi dia tetap hidup, tumbuh dan berkembang biak. Arus sungai bukan menjadi alasan untuk dia pasrah.
Begitu pula ketika aku memperjuangan seorang perempuan yang hidup dalam kesucian agama. Bukan hanya jiwa dan raga yang keluar dari zona nyamannya, tetapi hati yang begitu berharap harus siap menuai kekecewaan kelak ketika harapannya menjadi benar-benar harapan. Aku tidak tahu kemana Tuhan akan melabuhkan hati seorang perempuan yang aku kagumi ini. Apakah dia akan bersamaku di kehidupan nyata, atau aku hanya bisa memilikinya di dalam doa. Sembari Tuhan menuliskan takdirnya, izinkan aku untuk memilih, menetapkan harapan, dan tetap mengalirkan perasaan cinta yang suci ini. Izinkan aku untuk tetap menumbuhkan benih-benih cinta ini, hingga sungai menjadi surut, dan teratai harus berhenti disuatu tempat.
Aku akan tetap melihatmu dari jauh, mengagumimu dalam hati, menyapamu dengan doa dan merindukanmu dalam mimpi. Jika di dunia nyata ini aku belum bisa menyapamu sebagai seorang kekasih, biarkan Tuhan membalas doaku lewat bunga tidur yang diciptakannya. Cukup mimpi yang menjadi saksi akan keberadaanmu di hati dan pikiran ini.
Yogyakarta, 11 April 2015
SULESSANA
0 komentar:
Posting Komentar