PART 1
Pengertian
Kesehan dan Abnormalitas dalam islam
Secara umum para psikolog mendefinisikan
kesehatan mental adalah kematangan emosional dan sosial, penyesuaian individu
terhadap diri sendiri dan dunia sekitarnya, kemampuan mengemban berbagai
tanggung jawab kehidupan dan mengatasi berbagai persoalan, penerimaan individu
atas kenyataan hidupnya, serta perasaan puas dan bahagia. Contoh
indikator-indikator kesehatan mental yang dikemukakan oleh Utsman Labib Faraj secara ringkas mencakup
hal-hal berikut :
1. Individu
merasakan ketenangan jiwa
2. Individu
bisa menerima dirinya, merasa dirinya bernilai, menyadari semua potensinya,
menerima segala keterbatasannya, menerima perbedaan yang ada diantara mereka,
serta menerima perbedaan antara dia dan mereka
3. Ditandai
dengan tingkat spontanitas yang sesuai dan sanggup berinisiatif
4. Berhasil
membangun hubungan yang efektif dan memuaskan bersama pihak lain
5. Realistis
dalam memandang kehidupan, berbagai problem yang menghadang, dan kesempurnaan
yang ingin diraih
6. Berkepribadian
utuh. Ciri kepribadian utuh:
a. Kematangan
emosional. Maksudnya, kemampuan individu untuk mengendalikan diri dalam
menghadapi situasi-kondisi yang bisa memancing emosi serta tidak gegabah dan
emosional. Termasuk ciri kematangan emosional adalah mandiri, percaya diri,
juga realistis dalam menghadapi problem-problem kehidupan.
b. Kemampuan
individu bersikap tegar dan tabah dalam menghadapi berbagai krisis dan
kesulitan.
c. Individu
merasa bahagia, tenang dan tentram serta kehidupan mentalnya mengalir tanpa
stres dan gelisah.
d. Individu
mampu menghasilkan hal-hal yang rasional sesuai dengan batas-batas kemampuan
dan kesiapannya.
e. Individu
mampu bersikap relatif dan independen, mengadopsi norma-norma berupa
nilai-nilai dan idealisme serta menerjemahkannya kedalam rencana aksi yang
dapat membantunya untuk menghadapi berbagai problem.
Abnormal
menurut perspektif Islam
Psikopatologi
dalam Islam adalah gangguan kepribadian yang ditunjukan sebagai perilaku yang
berdosa dan merupakan penyakit hati yang dapat mengganggu realisasi dan
aktualisasi diri seseorang yang disebabkan oleh kesucian qolbu manusia hilang,
karena qalbu menjadi pusat kepribadian manusia. Psikopatologi bersumber dari
dosa dan perilaku maksiat, istilahnya adalah penyakit hati.
Mujib
(2006) membagi psikopatologi dalam dua kategori berdasarkan sifatnya yaitu:
1. Bersifat
duniawi
Berupa gejala atau penyakit kejiwaan yang telah
dirumuskan dalam psikologi kontemporer. Beberapa perspektif itu yakni:
·
Perspektif Biologi
Gangguan fisik (otak/saraf) yang menyebabkan
gangguan mental seseorang.
·
Perspektif Psikoanalisa
Gangguan mental disebabkan konflik bawah sadar
(biasanya berawal dari 5 fase masa kanak-kanak awal) dan pemakaian mekanisme
pertahanan untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan oleh impuls dan emosi
yang direpresi.
5 fase perkembangan menurut Freud:
a. Tahap
oral-sensori: kenyamanan menyerahkan hidup pada pengasuh. Jika tidak tercapai
kenikmatan dimulut, maka ia akan sulit mempercayai orang lain.
b. Tahap
anal: organ anus dan sumber kenyamanan. Belajar toilet training dan mengajarkan
tentang kebersihan.
c. Tahap
falik: organ genital sebagai sumber kenyamanan. Keingintahuan tentang seksual.
d. Tahap
latensi: anak berfokus pada aktivitas intelektual, dimana kegiatan sexual tidak
muncul. Anak terikat aktivitas dengan teman sebaya. Pertahanan diri muncul pada
masa ini. Bila konflik tidak teratasi akan menyebabkan anak kurang motivasi
diri.
e. Tahap
Genital: tekanan dan kesenangan seksual. Menerima dan mencintai lawan jenis.
Bila tidak terealisasi dapat menyebabkan menarik diri dan rendah diri.
2. Bersifat
Ukhrawi
Psikopatologi akibat
penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai moral, spiritual, dan agama.
Adapun sifat-sifat psikopatologi dalam aspek ukhrawi yaitu:
a. Qalbu
Hayyah
Gangguan kepribadian yang berhubungan dengan akidah
atau Tuhan. Seperti menyekutukan, mengingkari, berdosa, pamer, dan menuruti
bisikan setan.
b. Mayyit
Berhubungan dengan kemanusiaan: iri, dengki, pelit,
menipu, adu domba, boros dll.
c. Marid
Pemanfaatan alam semesta sebagai realisasi
tugas-tugas kekhilafan seperti membuat kerusakan.
Adapula
indikator kesehatan mental yang dipaparkan oleh Dr. Muhammad Audah Muhammad dan
Dr. Kamal Ibrahim Marsa dalam buku mereka, Ash-Shihhatun Nafsiyyayi fi Dhau’i
Ilmin Nafsi wal Islam :
1. Dimensi
Spiritual
Keimanan
kepada Allah, menjalankan peribadatan, menerima qada dan qadar Allah,
senantiasa merasa dekat dengan Allah, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya dengan
cara halal, dan menyinambungkan dzikrullah.
2. Dimensi
Psikis
Jujur
kepada diri sendiri, bersih hati dari dengki, hasud, benci, menerima diri
sendiri, mampu memikul kegagalan, mampu memikul kegelisahan, menjauhi hal-hal
yang dapat mengganggu jiwa (sombong, menipu, boros, kikir, malas dan pesimis),
memegang prinsip-prinsip syariat, keseimbangan emosional, lapang dada,
menerima, antusias dalam hidup, mengendalikan dan mengontrol diri, sederhana,
ambisi, dan percaya diri.
3. Dimensi
sosial
Mencintai
ayah-ibu, mencintai pasangan hidup, mencintai anak-anak, membantu orang-orang
yang membutuhkan, amanah, berani mengatakan yang benar, menmjauhi hal-hal yang
dapat mengganggu orang lain (berbohong, menipu, mencuri- berzinah, membunuh,
kesaksian palsu, memakan harta anak yatim, memfitnah, hasud, dengki,
menggunjing, mengadu domba, khianat dan salim, jujur kepada orang lain,
mencintai pekerjaan dan memikul tanggung jawab sosial.
4. Dimensi
biologis
Sehat
jasmani dari berbagai penyakit, selamat dari cacat bawaan, membantuk pemahaman
yang positif tentang tubuh, memperhatikan kesehatan tubuh, dan tidak membebani
tubuh di luar batas kesanggupannya.
Konsep-konsep
penting dalam kesehatan mental
Kesehatan
Mental dan konsep mewujudkannya menurut Islam
1. Metode
memantapkan Dimensi Spiritual
a. Beriman,
bertauhid, dan beribadah kepada Allah
b. Ketakwaan
c. Beribadah
2. Metode
mengendalikan dimensi jasmaniah pada manusia
a. Mengendalikan
motif
b. Mengendalikan
emosi
3. Metode
mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang penting bagi kesehatan mental
a. Ketenangan
jiwa
b. Mandiri
c. Percaya
diri
d. Rasa
tanggung jawab
e. Self
assertion dan kebebasan berpendapat
f. Qana’ah
dan rela dengan takdir
g. Sabar
h. Bekerja
secara efektif dan sempurna
Konsep-konsep
penting dalam abnormalitas/ sakit mental
Beberapa
istilah Abnormal Menurut Psikiatri Islam
Beberapa
Kriteria Abnormal
1. Penyimpangan
dari norma-norma statistik
2. Penyimpangan
dari norma-norma sosial
3. Gejala
maladjustment
4. Tekanan
batin
5. Ketidakmatangan
Islam tidak mencampurkan yang haq dan yang batil. Islam memiliki ilm al nafs (ilmu jiwa, psikologi) yang sempurna meliputi ayat qauliyyah dan kauniyah (sains yang saintifically). Psikoanalisa adalah teori batil dari pemikiran/seorang atheis yang tidak sehat mentalnya (pseudosains). Bahkan matipun dengan meminta disuntik morvin dengan dosis yang over. Pengaruh Freudian yang sangat negatif terbukti dalam kehidupan masyarakat Eropa yang sangat serba bebas, free love, free sex, eutanasia, bebas aborsi, dsb, yang dipandang dari Islam merupakan perilaku abnormal, sangat patologis.
BalasHapus