Selasa, 30 Agustus 2016

Abnormalitas Dalam Pandangan Islam

PART 1

Pengertian Kesehan dan Abnormalitas dalam islam
            Secara umum para psikolog mendefinisikan kesehatan mental adalah kematangan emosional dan sosial, penyesuaian individu terhadap diri sendiri dan dunia sekitarnya, kemampuan mengemban berbagai tanggung jawab kehidupan dan mengatasi berbagai persoalan, penerimaan individu atas kenyataan hidupnya, serta perasaan puas dan bahagia. Contoh indikator-indikator kesehatan mental yang dikemukakan oleh  Utsman Labib Faraj secara ringkas mencakup hal-hal berikut :
1.      Individu merasakan ketenangan jiwa
2.  Individu bisa menerima dirinya, merasa dirinya bernilai, menyadari semua potensinya, menerima segala keterbatasannya, menerima perbedaan yang ada diantara mereka, serta menerima perbedaan antara dia dan mereka
3.      Ditandai dengan tingkat spontanitas yang sesuai dan sanggup berinisiatif
4.      Berhasil membangun hubungan yang efektif dan memuaskan bersama pihak lain
5.     Realistis dalam memandang kehidupan, berbagai problem yang menghadang, dan kesempurnaan yang ingin diraih
6.      Berkepribadian utuh. Ciri kepribadian utuh:
a.  Kematangan emosional. Maksudnya, kemampuan individu untuk mengendalikan diri dalam menghadapi situasi-kondisi yang bisa memancing emosi serta tidak gegabah dan emosional. Termasuk ciri kematangan emosional adalah mandiri, percaya diri, juga realistis dalam menghadapi problem-problem kehidupan.
b.      Kemampuan individu bersikap tegar dan tabah dalam menghadapi berbagai krisis dan kesulitan.
c.    Individu merasa bahagia, tenang dan tentram serta kehidupan mentalnya mengalir tanpa stres dan gelisah.
d.     Individu mampu menghasilkan hal-hal yang rasional sesuai dengan batas-batas kemampuan dan kesiapannya.
e.     Individu mampu bersikap relatif dan independen, mengadopsi norma-norma berupa nilai-nilai dan idealisme serta menerjemahkannya kedalam rencana aksi yang dapat membantunya untuk menghadapi berbagai problem.
  
Abnormal menurut perspektif Islam
Psikopatologi dalam Islam adalah gangguan kepribadian yang ditunjukan sebagai perilaku yang berdosa dan merupakan penyakit hati yang dapat mengganggu realisasi dan aktualisasi diri seseorang yang disebabkan oleh kesucian qolbu manusia hilang, karena qalbu menjadi pusat kepribadian manusia. Psikopatologi bersumber dari dosa dan perilaku maksiat, istilahnya adalah penyakit hati.
Mujib (2006) membagi psikopatologi dalam dua kategori berdasarkan sifatnya yaitu:
1.      Bersifat duniawi
Berupa gejala atau penyakit kejiwaan yang telah dirumuskan dalam psikologi kontemporer. Beberapa perspektif itu yakni:
·         Perspektif Biologi
Gangguan fisik (otak/saraf) yang menyebabkan gangguan mental seseorang.
·         Perspektif Psikoanalisa
Gangguan mental disebabkan konflik bawah sadar (biasanya berawal dari 5 fase masa kanak-kanak awal) dan pemakaian mekanisme pertahanan untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan oleh impuls dan emosi yang direpresi.
5 fase perkembangan menurut Freud:
a.       Tahap oral-sensori: kenyamanan menyerahkan hidup pada pengasuh. Jika tidak tercapai kenikmatan dimulut, maka ia akan sulit mempercayai orang lain.
b.      Tahap anal: organ anus dan sumber kenyamanan. Belajar toilet training dan mengajarkan tentang kebersihan.
c.       Tahap falik: organ genital sebagai sumber kenyamanan. Keingintahuan tentang seksual.
d.      Tahap latensi: anak berfokus pada aktivitas intelektual, dimana kegiatan sexual tidak muncul. Anak terikat aktivitas dengan teman sebaya. Pertahanan diri muncul pada masa ini. Bila konflik tidak teratasi akan menyebabkan anak kurang motivasi diri.
e.       Tahap Genital: tekanan dan kesenangan seksual. Menerima dan mencintai lawan jenis. Bila tidak terealisasi dapat menyebabkan menarik diri dan rendah diri.
2.      Bersifat Ukhrawi
Psikopatologi akibat penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai moral, spiritual, dan agama. Adapun sifat-sifat psikopatologi dalam aspek ukhrawi yaitu:
a.       Qalbu Hayyah
Gangguan kepribadian yang berhubungan dengan akidah atau Tuhan. Seperti menyekutukan, mengingkari, berdosa, pamer, dan menuruti bisikan setan.
b.      Mayyit
Berhubungan dengan kemanusiaan: iri, dengki, pelit, menipu, adu domba, boros dll.
c.       Marid
Pemanfaatan alam semesta sebagai realisasi tugas-tugas kekhilafan seperti membuat kerusakan.

Adapula indikator kesehatan mental yang dipaparkan oleh Dr. Muhammad Audah Muhammad dan Dr. Kamal Ibrahim Marsa dalam buku mereka, Ash-Shihhatun Nafsiyyayi fi Dhau’i Ilmin Nafsi wal Islam :
1.      Dimensi Spiritual
Keimanan kepada Allah, menjalankan peribadatan, menerima qada dan qadar Allah, senantiasa merasa dekat dengan Allah, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya dengan cara halal, dan menyinambungkan dzikrullah.
2.      Dimensi Psikis
Jujur kepada diri sendiri, bersih hati dari dengki, hasud, benci, menerima diri sendiri, mampu memikul kegagalan, mampu memikul kegelisahan, menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu jiwa (sombong, menipu, boros, kikir, malas dan pesimis), memegang prinsip-prinsip syariat, keseimbangan emosional, lapang dada, menerima, antusias dalam hidup, mengendalikan dan mengontrol diri, sederhana, ambisi, dan percaya diri.
3.      Dimensi sosial
Mencintai ayah-ibu, mencintai pasangan hidup, mencintai anak-anak, membantu orang-orang yang membutuhkan, amanah, berani mengatakan yang benar, menmjauhi hal-hal yang dapat mengganggu orang lain (berbohong, menipu, mencuri- berzinah, membunuh, kesaksian palsu, memakan harta anak yatim, memfitnah, hasud, dengki, menggunjing, mengadu domba, khianat dan salim, jujur kepada orang lain, mencintai pekerjaan dan memikul tanggung jawab sosial.
4.      Dimensi biologis
Sehat jasmani dari berbagai penyakit, selamat dari cacat bawaan, membantuk pemahaman yang positif tentang tubuh, memperhatikan kesehatan tubuh, dan tidak membebani tubuh di luar batas kesanggupannya.

Konsep-konsep penting dalam kesehatan mental
Kesehatan Mental dan konsep mewujudkannya menurut Islam
1.      Metode memantapkan Dimensi Spiritual
a.       Beriman, bertauhid, dan beribadah kepada Allah
b.      Ketakwaan
c.       Beribadah
2.      Metode mengendalikan dimensi jasmaniah pada manusia
a.       Mengendalikan motif
b.      Mengendalikan emosi
3.      Metode mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang penting bagi kesehatan mental
a.       Ketenangan jiwa
b.      Mandiri
c.       Percaya diri
d.      Rasa tanggung jawab
e.       Self assertion dan kebebasan berpendapat
f.       Qana’ah dan rela dengan takdir
g.      Sabar
h.      Bekerja secara efektif dan sempurna


Konsep-konsep penting dalam abnormalitas/ sakit mental
Beberapa istilah Abnormal Menurut Psikiatri Islam
    Beberapa Kriteria Abnormal
1.      Penyimpangan dari norma-norma statistik
2.      Penyimpangan dari norma-norma sosial
3.      Gejala maladjustment
4.      Tekanan batin
5.      Ketidakmatangan

1 komentar:

  1. Islam tidak mencampurkan yang haq dan yang batil. Islam memiliki ilm al nafs (ilmu jiwa, psikologi) yang sempurna meliputi ayat qauliyyah dan kauniyah (sains yang saintifically). Psikoanalisa adalah teori batil dari pemikiran/seorang atheis yang tidak sehat mentalnya (pseudosains). Bahkan matipun dengan meminta disuntik morvin dengan dosis yang over. Pengaruh Freudian yang sangat negatif terbukti dalam kehidupan masyarakat Eropa yang sangat serba bebas, free love, free sex, eutanasia, bebas aborsi, dsb, yang dipandang dari Islam merupakan perilaku abnormal, sangat patologis.

    BalasHapus